Tinjauan Antropologi Media


MIHAI COMAN
Journal of Media Anthropology, University of Bucharest, Romania

SEJARAH ANTROPOLOGI MEDIA
Tahukah anda, sejarah mencatat bahwa sudah sejak lama media massa dianggap tabu dalam Antropologi?

Faye Ginsburg
(2003) mengungkapkan bahwa para antropolog beranggapan bahwa media massa kurang menggambarkan fakta-fakta sosial atau fenomena budaya secara akurat. Hal ini karena keterbatasan media massa sebagai alat penyampaian informasi.

How exactly it can be taboo?

Dalam tradisi Antropologi, fokus pembahasan berasal dari dimensi masa lalu (past), sedangkan media massa bersifat kekinian (present).
Dalam tradisi Antropologi, masalah yang dibahas adalah hal-hal yang bersifat ‘EXOTIC’, sedangkan media massa bersifat ‘ORDINARY’.
Dengan latarbelakang seperti itu, para Antropolog berpendapat bahwa dua ilmu yang bertolak belakang tidak mungkin bisa dipadukan. Kehadiran media massa dalam Antropologi akan
mengkikis tradisi Antropologi secara perlahan.

It’s like nightmare for Anthropology

Namun pada perkembangan selanjutnya, para antropolog mulai membuka diri. Mereka meyakini bahwa media massa memiliki andil besar pada perkembangan kebudayaan.
Kajian Antropologi yang semula bersifat konvensional & tradisional, perlahan mulai mengkaji hal-hal yang bersifat modern. Perubahan zaman membuat Antropologi perlu menyesuaikan diri agar ilmu yang holistik itu dapat sesuai dengan kekinian.
Proses penyesuaian inilah yang kemudian mendorong lahirnya ANTROPOLOGI MEDIA.

Nama Antropologi Media muncul atas dasar konsep, teori, dan metode yang digunakan dalam kajian antropologi budaya, khususnya dalam mengkaji kasus yang berhubungan dengan media.
Berkaitan dengan hal itu, Eislein & Topper (1976) berpendapat bahwa kajian Antropologi media memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai aspek dalam antropologi sekaligus seluk beluk media.

Mereka menambahkan bahwa fenomena budaya dan media bukanlah kajian baru, karena pada dasarnya baik budaya maupun media mengkaji tentang interpretasi simbol-simbol.
Coman & Rothenbuhler (2005) mengungkapkan bahwa POINT OF VIEW dari kajian antropologi media antara lain:
1.Antropologi media berkembang dari masyarakat modern.
2.Budaya berubah menjadi kajian media (media studies).
Jadi, kajian Antropologi Media pada dasarnya membahas tentang konstruksi simbol-simbol budaya dalam kehidupan sehari-hari yang dipertukarkan oleh media massa.



AZAS-AZAS ANTROPOLOGI MEDIA

A. KONSEP ANTROPOLOGI MEDIA
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa konsep Antropologi Media telah melalui perdebatan yang sangat panjang diantara para pakar antropologi, karena bertentangan dengan tradisi antropologi.
Namun setelah perdebatan yang panjang itu, melalui sebuah riset, akhirnya para Antropolog sepakat bahwa media massa memiliki peran dalam keberlangsungan Antropologi. Dalam riset tersebut, terungkap bahwa:
1.Media Massa dapat dihubungkan dengan Antropologi melalui fungsi, pengaruh, teknologi, khalayak, dsb.
2.Melalui informasi dari media massa, kebudayaan dunia mengalami perkembangan.
3.Praktek-praktek jurnalisme telah mempengaruhi perkembangan antropologi.

B. AKTOR-AKTOR ANTROPOLOGI MEDIA
Seperti yang telah kita ketahui bahwa fokus dari Antropologi Media adalah BUDAYA. Kaitannya dengan Antropologi Media adalah produksi dan konsumsi budaya.
•Bagaimana pesan-pesan budaya diproduksi?
•Siapa aktornya?
•Bagaimana pesan-pesan budaya dikonsumsi?
•Siapa aktornya?
Banyak riset menunjukkan bahwa perkembangan budaya dunia berbanding lurus dengan produksi dan konsumsi budaya itu sendiri. Perkembangan budaya sangat tergantung pada aktor-aktor produksi dan konsumsi budaya.

C. RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI MEDIA
Pada dasarnya, ruang lingkup kajian Antropologi Media berasal dari paduan Antropologi budaya dan praktek jurnalistik, antara lain:
1.Kajian mengenai pengaruh media, terutama media audio-visual dan internet yang berkaitan dengan konsumsi media atau isi media.
2.Kajian mengenai proses menciptakan produk budaya menjadi produk industri media massa.
3.Kajian mengenai proses pemaknaan produk budaya massa oleh berbagai tipe khalayak.
4.Kajian mengenai analisis isi media.

COBA PERHATIKAN DIAGRAM INI…

Sumber:
Rothenbuhler, E.W and Coman, Mihai (Editors). 2005. Media Anthropology. London: Sage Publications.

D. METODE DALAM ANTROPOLOGI MEDIA
Pada riset-riset sebelumnya, para Antropolog mengkaji Antropologi media dengan menggunakan metode etnografi karena fokus Antropologi media adalah masyarakat modern. Para Antropolog meyakini bahwa melalui prinsip-prinsip etnografi, masalah-masalah dalam Antropologi Media lebih mudah terpecahkan.
Metode Etnografi dapat dilakukan dengan cara:
1.Participant Observation
2.In-depth Interview
3.Daily Instrument

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tinjauan Antropologi Media"

Posting Komentar